SENYUM dan KEMERDEKAAN


Banyak perasaan yang dialami manusia dari bangun tidur sampai tidur kembali, dalam satu hari saja perubahan perasaan itu terus terjadi seirama dengan kondisi dan situasi manusia itu sendiri. Ada takut, senang, marah, suka, sedih, kawatir, kecewa, bangga, bahagia, penasaran, terkejut, dan lain sebagainya. Dan terkadang manusia dituntut untuk bisa menutupi ekspresi perasaan-perasan tersebut, terkadang juga harus berpura-pura dengan suatu perasaan yang dialaminya. Tidaklah elok bila perasaan sedih seorang guru diekspresikan di dalam kelas saat dia mengajar, itu namanya tidak profesional. Atau perasaan bahagia seorang psikolog yang baru saja menerima kabar sang kekasih melamarnya, diekspresikan disaat dia sedang menangani pasien/kliennya yang dirundung kesedihan karena kasus perceraiannya. Maka perasaan manusia tidaklah seluruhnya dapat diekspresikan secara bebas dan gamblang sesuai dengan apa yang dirasakannya , situasi dan kondisi akan menentukan suatu ekspresi  manusia,  meski itu akan menutupi ekspresi lain yang sebenarnya. Maka tepat apa yang dikatakan Ahmad Albar sang vokalis God Bless dalam lagu Panggung Sandiwara,”... dunia ini panggung sandiwara, ceritanya mudah berubah...”. Manusia dituntut untuk dapat mengolah perasaannya sesuai kebutuhan.
Hasil gambar untuk senyum terbaik
Hal ini menjadi lumrah dan wajar, namun bagaimana kita dapat mengetahui perasaan yang sesungguhnya dari seseorang?. Salah satu indikator kita mengetahui perasaan seseorang adalah dengan melihatnya dari senyuman yang ditampilkan. Tersenyum adalah kegiatan manusia yang paling menguntungkan, meskipun pada dasarnya senyum merupakan respon terhadap sesuatu yang membuat seorang bahagia, namun ternyata senyum jauh lebih dari sekedar aktivitas fisik. Senyuman tidaklah dapat berbohong, meskipun seseorang itu mencoba tersenyum untuk menutupi perasaannya, dengan menampilkan senyuman yang dibuat-buat, akan tampak perasaan yang sebenarnya dalam senyuman itu. Dalam senyuman akan terpancar apakah itu sebuah energi positif ataupun energi negatif, senyuman selalu berhubungan dengan sorot mata, sorot mata berhubungan dengan perasaan manusia.
Saat perasaan hati manusia sedang senang, maka seyuman yang akan terpancar juga akan mengisyaratkan kebahagian, meskipun senyum itu dibuat buat agar tampak sedih tetap saja senyuman yang terkesan akan terlihat bahagia. Ini karena perasaan bahagia yang dihasilkan oleh hormon endofrin menguasai seluruh sel tubuh kita. Dan sel tidak dapat dikontrol, sel yang penuh dengan hormon kebahagiaan akan terpancar lewat guratan di senyum manusia dan sorotan mata manusia tersebut. Demikian juga sebaliknya, dengan perasaan sedih, cemas atau takut,yang dihasilkan oleh hormon kortisol, hormon yang diproduksi oleh otak berkaitan dengan stress yang dialami manusia. Saat kita mengalami perubahan emosi yang besar, hormon adrenokortikotropik akan memicu produksinya yang meningkatkan hormon kortisol. Saat hormon ini mengisi tiap sel di tubuh maka gestur tubuh, mimik muka akan terpengaruh olehnya, termasuk saat kita tersenyum.
Secara ilmiahnya dapat dikatakan, saat tersenyum terdapat tiga komponen, yaitu gerakan otot-otot wajah, tarikan nafas dan gerakan pusat emosi-rasio di otak. Koalisi dari ke tiga komponen yang terjadi saat tersenyum mampu menghasilkan efek yang luar biasa bagi jiwa dan tubuh sekaligus. Seorang peneliti mengemukakan bahwa ada sekitar 400 otot tubuh yang bergerak saat manusia tersenyum. Pada wajah terdapat 12 otot yang bergerak, seperti 2 otot mata kiri dan kanan, 2 otot sudut bibir kiri dan kanan yang tertarik, otot sekitar hidung, otot di sudut mulut yang melebar. Saat manusia tersenyum tulus dan tidak dibuat-buat, zat kefalin dan endrofin yang dilepaskan. Zat kefalin laiknya obat penghilang nyeri, sedang endofrin membuat kita bahagia. Efek tersenyum tulus akan kembali ke otak kemudian merasuk ke dalam jiwa sehingga membuat wajah terlihat lebih segar. Saat manusia berpura-pura untuk tersenyum maka otak kita akan bekerja berat untuk menyesuaikan kepalsuan-kepalsuan itu. Akibatnya kortisol dan adrenalin meningkat, efeknya wajah bukan rileks, tetapi tegang. Seorang pemain teater hebat pun tidak akan sanggup untuk mengubah efek otak terhadap otot-otot wajah.
Lantas apa hubungannya senyuman dengan kemerdekaan Republik Indonesia?
Bulan ini kita merayakan HUT RI ke 72, banyak yang menanyakan hal ihwal apa makna kemerdekaan bagi anda? Dan beragam pula jawaban yang diberikan. Ada yang menjawab merdeka itu bisa makan sepuasnya tanpa takut menjadi gemuk, ada juga yang mengatakan merdeka itu bisa mengendarai mobil tanpa terkena macet, atau merdeka itu saat mau ulangan tidak jadi karena gurunya ada rapat, dan lain sebagainya, jawaban sesuai dengan profesi, kebutuhan, situasi dan kondisi orang itu saat ditanya.  alasan tulisan ini di buat adalah pernyataan dari seorang rekan guru yang berujar pendek namun menukik sarat makna. Beliau mengatakan,” merdeka itu bila dapat tersenyum dengan tulus dan ikhlas”. Saya tanya apa maksudnya? Beliau mengatakan bila seseorang bisa tersenyum dengan tulus maka pasti dia sedang senang, bila senang berarti dia tidak ada kekhawatiran dalam hidupnya, maka bisa dipastikan dia adalah manusia yang penuh syukur dengan keadaannya, bila dia terus bersyukur maka Tuhan akan selalu menambahkan kepadanya nikmat, maka sepantasnya dia bagikan nikmat itu meskipun hanya melalui seutas senyum tulus bagi sesamanya, dan orang yang berkeadaan demikian maka sudah dipastikan dia orang yang MERDEKA.


Sejatinya, merdeka bukanlah keadaan yang bebas sebebas-bebasnya, kemerdekaan akan selalu diikuti dengan konsekuensi tanggungjawab. Tanggungjawab dapat dibentuk dari mentaati  aturan-aturan, aturan-aturan diciptakan melalui mekanisme konstitusional yang telah disepakati bersama. Bila seluruh rakyat Indonesia mampu menaati segala aturan yang ada di negeri ini, maka akan banyak senyum tercipta, bila banyak rakyat TERSENYUM tulus maka bangsa ini berada dalam KEMERDEKAAN yang sejati. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PembaTIK 2024

Guru dan Orangtua BRENGSEK

Berjaya di Tanah Legenda Lampaui Keterbatasan